Blogger Widgets PETA & SEJARAH BANDUNG :: Jejak Sejarah Blogger Widgets

Sabtu, 06 April 2013

PETA & SEJARAH BANDUNG

PETA & SEJARAH BANDUNG

KOTA Bandung (kotamadya) adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa“. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata. Sedangkan keberadaan perguruan tinggi negeri dan banyak perguruan tinggi swasta di Bandung membuat kota ini dikenal sebagai salah satu kota pelajar di Indonesia.
Sejarah
1488 – Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran.
1799VOC mengalami kebangkrutan sehingga wilayah kekuasaannya di Nusantara diambilalih oleh pemerintah Belanda. Saat itu Bandung dipimpin oleh Bupati R.A. Wiranatakusumah II.
1808 – Belanda mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Nusantara setelah ditinggalkan VOC.
1809 – Bupati memerintahkan pemindahan ibu kota dari Karapyak ke daerah pinggiran Sungai Cikapundung (alun-alun sekarang) yang waktu itu masih hutan tapi sudah ada permukiman di sebelah utara.
1810 – Daendels menancapkan tongkat di pinggir sungai Cikapundung yang berseberangan dengan alun-alun sekarang. “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd!” (Usahakan, bila aku datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun!”). Sekarang tempat itu menjadi titik pusat atau KM 0 kota Bandung.
25 Mei 1810 – Daendels meminta bupati Bandung dan Parakanmuncang memindahkan ibukota ke wilayah tersebut.
25 September 1810 – Daendels mengeluarkan surat keputusan pindahnya ibu kota Bandung dan sekaligus pengangkatan Raden Suria sebagai Patih Parakanmuncang. Sejak peristiwa tersebut 25 September dijadikan sebagai hari jadi kota Bandung dan R.A. Wiranatakusumah sebagai the founding father. Sekarang nama tersebut diabadikan menggantikan jalan Cipaganti, di mana wilayah ini menjadi rumah tinggal bupati sewaktu ibu kota berpindah ke alun-alun sekarang.
24 Maret 1946 – Pembumi hangusan Bandung oleh para pejuang kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan ‘Bandung Lautan Api‘ dan diabadikan dalam lagu “Halo-Halo Bandung“.
1955Konferensi Asia-Afrika diadakan di sini.
2005KTT Asia-Afrika 2005
Geografi
Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya.
Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah ±1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah ±675 msl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung Basin).
Melalui Kota Bandung mengalir sungai utama seperti Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum serta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum, dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir.
Daftar Walikota
E.A. Maurenbrecher (1906-1907)
R.E. Krijboom (1907-1908)
J.A. van Der Ent (1909-1910)
J.J. Verwijk (1910-1912)
C.C.B. van Vlenier (1912-1913) dan B. van Bijveld (1913-1920)
B. Coops (1920-1921)
S.A. Reitsma (1921-1928)
B. Coops (1928-1934)
Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr (1934-1936)
Mr. J.M. Wesselink (1936-1942)
N. Beets (1942-1945)
R.A. Atmadinata (1945-1946)
R. Sjamsurizal
Ir. Ukar Bratakusumah (1946-1949)
R. Enoch (1949-1956)
R. Priatna Kusumah (1956-1966)
R. Didi Djukardi (1966-1968)
R. Hidayat Sukarmadidjaja (1968-1971)
R. Otje Djundjunan (1971-1976)
H. Utju Djoenaedi (1976-1978)
R. Husein Wangsaatmadja (1978-1983)
H. Ateng Wahyudi (1983-1993)
H. Wahyu Hamidjaja (1993-1998)
H. Aa Tarmana (1998-2004)
H. Dada Rosada, SH, MSi (2004-2008)
H. Dada Rosada, SH, MSi (2008-2013)
Transportasi
Dalam kota, warga Bandung biasanya menggunakan angkutan kota atau yang lebih akrab angkot daripada taksi yang lebih mahal. Selain itu, bus kota juga melayani transportasi, umumnya di jalan-jalan besar dan untuk rute-rute yang panjang.
Bandung memiliki sebuah bandara internasional, Bandara Husein Sastranegara yang menghubungkan Bandung dengan kota-kota lainnya di Indonesia, Singapore dan Kuala Lumpur di Malaysia.
Bandung juga mempunyai dua stasiun kereta api, yaitu Stasiun Bandung yang melayani rute Bandung-Jakarta (Gambir), Surabaya dan Semarang setiap harinya untuk kelas Bisnis dan Eksekutif dan Stasiun Kiaracondong untuk Kelas Ekonomi.
Jembatan Pasupati menghubungkan bagian utara dan timur Bandung melewati lembah Cikapundung. Panjangnya 2,8 km dan lebarnya 30-60 m. Pada 25 Juni 2005 jembatan ini resmi dibuka. Jembatan ini rencananya akan menjadi land mark kota Bandung yang baru.
Jalan tol Padaleunyi menghubungkan Padalarang, Cimahi, Bandung sebelah selatan dan Cileunyi. Selanjutnya jalan tol yang menghubungkan Padalarang dan Purwakarta (Cipularang) sudah dibangun, digabungkan dengan Padaleunyi dan dinamai Purbaleunyi. Jalan tersebut mempersingkat perjalanan antara Bandung dan Jakarta. Dengan adanya jalur ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya 1,5 jam sampai dengan 2 jam
Jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Soreang-Pasir Koja juga sedang dipertimbangkan untuk dibangun.
(TMB\Trans Metro Bandung) Jika Bus Way Di Jakarta, Jika TMB di Bandung Pemerintah kota akan merencanakan pembangunan TMB dengan jurusan CIBIRU-CIBEUREUM. Pemerintah kota Bandung tinggal menunggu izin dari pemerintah pusat. TMB melintasi jalan Soekarna-Hatta\Dari ujung timur ke ujung barat kota Bandung. (Sumber: id.wikipedia.org).*

0 komentar:

Copyright © 2010 Jejak Sejarah | Design : Noyod.Com | Images: Moutonzare