Saat Turunnya AL-Qur'an
[assunnah] turunnya alqur'an (pertama kali)
Sudah
kita ketahui bersama bahwa kebanyakan dari kaum muslimin memperingati
turunnya Al Qur'an pada malam 17 bulan romadhon. Berikut ini adalah
nukilan dari kitab
Rahiqul Makhtum oleh Syaikh Shafiyurrohman Mubarakfury (yang diterjemahkan dalam Sirah Rasulullah dan diterbitkan oleh beberapa penerbit) tentang perbedaan pendapat dalam
menetapkan awal bulan Allah memuliakan beliau dengan nubuwah dan menurunkan wahyu.
Kata beliau :
Diantara
mereka (pakar sejarah) lebih banyak yang menetapkannya pada bulan
Rabi'ul Awwal. Sebagian golongan yang lain menetapkannya bulan Ramadhon.
Dan golongan yang lain menetapkannya pada bulan Rajab(lihat Mukhtashar
Siratir Rasul oleh Syaikh Abdullah bin
Muhammad bin Abdul Wahhab an Najdy hal 75)
Sementara Syaikh Mubarakfury menguatkan pendapat kedua yaitu pada bulan Ramadhan, yang hal ini dikuatkan oleh, firman Allah :
1. Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an (Al Baqarah : 185)
2. Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur'an) pada Lailatul Qadr (Al Qadr : 1)
sebagaimana
yang sudah diketahui bersama, lailatul Qadar adalah pada bulan
Ramadhan. Inilah maksud dari firman Allah : Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan (Ad Dukhan:3). Karena saat itu beliau berada di
gua Hira, berarti Jibril turun disana, sebagaimana yang sudah diketahui.
Ada pula perbedaan pendapat diantara para pakar tentang penentuan harinya dari bulan Ramadhan. Ada yang berpendapat :
1. pada hari ketujuh
2. pada hari ketujuh belas
3. pada hari kedelapan belas
(lihat Mukhtashar Siratir Rasul oleh Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab an Najdy hal 75)
Syaikh
Mubarakfury menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal duapuluh
satu, sekalipun beliau tidak melihat orang yang menguatkan pendapat ini.
Sebab semua pakar
sejarah
sejarah atau setidak-tidaknya mayoritas diantara mereka sepakat bahwa
beliau diangkat sebagai rasul pada hari senin. Hal ini diperkuat riwayat
para imam hadits, dari Abu Qatadah Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wasalaam pernah ditanya tentang puasa
hari
senin. Beliau menjawab, "Pada hari inilah aku dilahirkan dan pada hari
ini pula turun wahyu (yang pertama) kepadaku." dalam lafazh lain
disebutkan, "Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku
diutus sebagai rasul atau turun kepadaku wahyu," Lihat shahi
muslim 1/268; Ahmad 5/299; Al Baihaqy 4/286-300; Al Hakim 2/602.
Hari
senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu jatuh pada tanggal 7, 14,21
dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa lailatul
qadar tidak jatuh kecuali
pada
malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Jadi
jika kita membandingkan antara firman Allah, "Sesungguhnya Kami
menurunkannya (Al QUran) pada Lailatul Qadr," dengan riwayat Qatadah
bahwa hari diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada hari senin, serta
berdasarkan penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari senin dari bulan
Ramadhan pada tahun itu, maka jelaslah bagi kami bahwa hari diutusnya
beliau sebagai rasul jatuh pada malam sanggal dua puluh satu dari bulan
Ramadhan.
Sebaik-baik pengikut adalah pengikut Rasulullah sholallahu 'alaihi wasalaam, sejelek-jelek pengikut adalah pengikut hawa nafsu.
0 komentar:
Posting Komentar